Hanya dengan sekali celupan di jannah, manusia yang paling menderita hidupnya di dunia lupa akan penderitaannya di dunia. Karena ia melihat kenikmatan yang sempurna di hadapannya. Seperti apakah jannah yang dijanjikan bagi hamba yang shalih? Marilah kita simak kabar yang valid dan tak mungkin dusta. Pengetahuan kita akan ganjaran yang disediakan, akan menumbuhkan semangat untuk beramal shalih.

Apa yang anda bayangkan ketika seseorang menyebur suatu negeri yang belum pernah anda lihat? Mungkin anda akan bertanya tentang keindahan alamnya, bagaimana rumah-rumah dan bangunan di sana. Para sahabat juga pernah menanyakan hal yang sama tentang jannah. Rasulullah SAW menjawab,
“Batu bata dari perak dan batu bata dari emas, plesternya dari minyak kasturi yang kuat wanginya, kerikilnya berupa permata dan berlian, dan tanahnya dari za’faran. Barangsiapa yang masuk ke dalamnya selalu merasa nikmat dan tak akan penat, akan dikekalkan dan tidak akan mati, tidak akan usang pakaian mereka dan tidak akan pudar masa mudanya.” (Shahih. Dikeluarkan oleh At Tirmidzi, no.2526, dan lafadz ini milik beliau. Shahih Sunan At Tarmidzi, no.2050. Dan dikeluarkan oleh Ad-Darimi, no.2717)

Nabi SAW juga mengabarkan luasnya kemah yang bakal dihuni pemiliknya di jannah,
“Sesungguhnya seorang mukmin di jannah mempunyai sebuah kemah dari satu permata yang melingkar, panjangnya enampuluh mil.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Bandingkanlah dengan rumah kita di dunia, lalu bandingkan pula dengan masing-masing usaha yang sudah kita upayakan untuk mendapat keduanya, niscaya kita merasakan betapa amal kita belum sepadan dengan ganjaran yang dijanjikan di jannah.

Ketika berbicara tentang kenikmatan, umumnya tidak lepas dari makanan dan minuman. Seperti apakah makanan dan minuman di jannah? Yang jelas, semuanya mengundang selera,
“Dan di dalamnya terdapat segala yang disenangi hati dan yang sedap dipandang mata. Dan kalian kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf: 71)

“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al-Waqi’ah: 20 – 21)

Di dunia , fungsi makan untuk menghilangkan lapar, minuman untuk mengusir rasa haus. Tapi, makanan dan minuman di jannah terus sebagai kenikmatan, bukan karena lapar atau haus. Setelah makan dan minum pun, mereka tidak disusahkan dengan buang air besar maupun kecil. Nabi SAW bersabda,
“ Sesungguhnya ahli jannah, mereka akan makan di dalamnya, dan minum di dalamnya, namun tidak meludah, tidak kencing, tidak berak, dan tidak berdahak. “Mereka bertanya, “Bagaimana dengan makanan yang telah mereka makan?” Beliau menjawab, “Keluar berupa sendawa dan tetesan seperti tetesan minyak kasturi.” (HR. Muslim)

Tentang minumannya, Rasulullah SAW bersabda:
“Airnya lebih manis dari madu, dan lebih putih dari salju.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Bagaimana denga istri penghuni jannah? Juga kecantikan muslimah di jannah? Nabi SAW bersabda,
“Jika seandainya seorang wanita ahli jannah menampakkan diri ke dunia niscaya akan bercahaya ruang antara keduanya dan akan dipenuhi aroma wewangian. Sungguh separuh mahkota yang di atas kepalanya itu lebih baik dari dunia seisinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ada rumah super mewah di jannah, pemandangan yang indah, makanan dan minuman yang lezat dan menggugah selera, istri yang cantik jelita, lalu jenis kendaraan seperti apakah yang tersedia?

Abdurrahman bin Sa’idah bertanya kepada Rasulullah, “Apakah di jannah ada kendaraan?” Beliau menjawab,
“Jika Allah memasukkanmu ke dalam jannah wahai Abdurahman, niscaya kamu akan diberi kendaraan dari permata, ia memiliki dua sayap yang bisa terbang membawamu kemanapun yang kamu suka.” (HR. Thabrani)

Singkat kata, di jannah serba elok dipandang mata, nikmat dirasa dan tak sedikitpun membuat kecewa. Saking lengkapnya nikmat, penduduk jannah melupakan nikmat paling klimaks yang dijanjikan Allah, hingga Allah mengingatkan mereka,
“Apabila penduduk jannah telah masuk jannah, Allah berfirman, “Apakah kalian menghendaki tambahan?” Mereka menjawab, “Bukankah Engkau telah putihkan wajah kami? Bukankah Engkau telah masukkan kami ke dalam jannah, dan menyelamatkan kami dari naar?” (Rasulullah SAW) bersabda, “Kemudian Dia membuka hijab. Maka, tiada suatu kenikmatan yang diberikan kepada mereka yang lebih mereka cintai dari melihat wajah Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)

Allahuma nas’alukal jannah, wa na’udzu bika minan naar. Amien